Jumat, 11 Desember 2015

Interpretasi Well Log [Bagian 7 - selesai] - Log Sonic


Pernah main game SEGA ?? Pasti kenal dengan karakter diatas...
Berlari secepat gelombang suara.
That's why it called Sonic The Hedgehog :D

Well :D
Saya akan melanjutkan cerita tentang bagaimana menginterpretasikan data log, khususnya wireline log. Nah, kali ini saya akan bercerita tentang Log Sonic, juga sering disebut dengan Log Akustik.

Mengapa disebut Log akustik ?
Oke, sebelum kita berbicara lebih banyak tentang Log Sonic, mari kita kenali dulu Apa itu gelombang akustik. Gelombang akustik adalah sebuah getaran yang merambat yang bersumber dari getaran mekanik dan merambat pada sebuah medium. 
Log Sonic memakai prinsip kerja gelombang akustik, yaitu dengan memancarkan pulsa mekanik dengan jangkauan 10-40kHz dengan panjang gelombang 7,5 sampai 75 centimeter dalam jangkauan kecepatan 1500 sampai 7500 meter per sekon. Itulah mengapa Sonic The Hedgeog dinamai dengan "Sonic" (???)

Bagaimana alat log Sonic bekerja ?
Sistem pemancar gelombang sonic dari alat log sonic ini merupakan sebuah komponen magnetostriktif atau yang lebih sering digunakan adalah piezoelektrik. Dimana saat pulsa listrik dialirkan akan dikonversi oleh unit pemancar menjadi sebuah getaran ultrasonik. Dengan demikian gelombang akustik akan ditransmisikan kepada dinding lubang bor (dengan kecepatan rambat pada medium yang beragam, oleh karena itu akan ada perbedaan dalam penetrasi pada berbagai medium -dalam hal ini adalah batuan). Sementara itu, sistem penerima (receiver) adalah sebuah perangkat piezoelektrik yang dapat mengkonversi gelombang pressure menjadi signal EM dan kemudian di amplifikasi untuk memperjelas sinyal loging. (Buku Pak Rider, 2002)
ilustrasi sederhana alat log sonic, diambil dari buku "Well Logging for Earth Scientist"
(Ellis & Singer, 2007)
Lantas apa kegunaan log sonic itu ? 
Nah, dengan mentransmisikan gelombang akustik dan kemudian menangkapnya kembali, para teknisi logging dapat menghitung jeda waktu antara signal dipancarkan dengan sinyal ditangkap, dimana nanti akan lebih banyak disebut dengan istilah DELTA T. Dengan mengetahui Delta T, maka teknisi loging dapat menghitung kecepatan rambat gelombang akustik pada medium tersebut. 
Dengan persamaan pada gambar diatas, setiap feet/meter dari dinding lubang bor yang dilewati oleh alat loging akan dihitung Delta T nya dimana satu per Delta T adalah Kecepatan rambat gelombang akustik pada medium tersebut.
Setelah dapat kecepatan ranbat bla bla bla, lalu digunakan untuk apa?
Nah, setelah proses loging selesai, dan hasil perhitungan kecepatan rambat gelombang akustik didapat, maka kita dapat melakukan estimasi porositas berdasarkan beberapa konsep yang telah dikembangkan. Salah satunya adalah Konsep yang dikembangkan oleh Pak Wyllie dan kawan-kawannya pada tahun 1956. Pak Wyllie mengembangkan suatu konsep bahwa keberadaa pori akan mempengaruhi variasi kecepatan rambat gelombang akustik pada medium tersebut, terlebih lagi jika terdapat fluida yang mengisinya. Konsep ini kemudian diturunkan dalam persamaan matematis seperti ini : 
Persamaan yang menggambarkan hubungan antara kecepatan, jeda waktu (delta T) dengan porositas
(Buku Pak Rider, 2002)
 Dari persamaan Pak Wyllie tadi kita dapat mengestimasi nilai porositas tentu saja dengan mendapatkan parameter-parameter yang berkaitan dengannya, seperti Delta T pada matriks dan fluida tertentu. Untuk penentuan nilainya, metode yang diterapkan pada pembahasan sebelumnya (Log Densitas dan Log Neutron bagian kedua) dapat diterapkan pada Log Sonic. 
Nah, dari cerita diatas kita dapat membayangkan bagaimana log sonic bekerja dalam lingkungan lubang bor hingga kemudian dihitung menjadi nilai porositas. Namun perlu diingat, bahwa semua perhitungan atau apapun yang sifatnya kuantitas dalam menghitung nilai parameter petrofisika sejatinya adalah sebuah estimasi. Terdapat perambatan error juga, apabila parameter yang digunakan untuk proses perhitungannya terdapat kesalahan, maka tentusaja hasil yang didapat juga perlu ditinjau ulang. Dan selalu, untuk para petropisisis atau geosaintis yang berkutat dan tertarik pada bidang ini, perlu ditanamkan bahwa data yang terbaik dalam lingkup penelitian eksplorasi dan produksi Migas tentunya adalah data core dari sumur yang sudah berproduksi :D

Selamat belajar :D
Semoga bermanfaat :D

0 komentar:

Posting Komentar