SP Log itu apa ?
SP log atau Spontaneous Potensial log adalah salah satu teknik logging tertua yang diciptakan oleh Pak Conrad Schlumberger dan teman-temannya. SP log ini prinsip dasarnya adalah pengukuran nilai beda potensial yang timbul antara larutan fluida dari formasi (bisa fresh water, bisa saline water bisa juga oil) yang bercampur dengan mud filtrate terhadap sebuah referensi/sistem pengacu yang diletakkan di permukaan, biasanya sistem ini berisi drilling mud yang masih 'murni'.
Gambar 1 : Sistem rangkaian peralatan SP Log secara umum
M1 dan M2 bertindak sebagai elektroda pengukur potensial, M2 sebagai acuan
(Rider, 2000)
Buat apa kita ngukur SP log ?
Menurut Pak Asquith dan Pak Krygowski di bukunya : secara garis besar, hasil pengukuran SP Log ini dapat diinterpretasikan untuk berbagai keperluan, diantaranya :
1. Mendeteksi lapisan-lapisan yang permeabel
2. Mendeteksi batas-batas antara lapisan permeabel dengan yang tidak permeabel
3. Mencaritau nilai resistivitas air formasi
4. Mencaritau nilai volume shale (Vsh) dari suatu lapisan reservoir
Dan masih ada lagi yang lainnya (silahkan dibaca sendiri dibukunya Pak Rider atau Pak Asquith :p)
Gambar 2 : Interpretasi kualitatif dari SP log sebagai penetuan permeabilitas lapisan
(Rider, 2000 digambar ulang dari Pirson, 1963)
Sebagian besar interpreter dalam ranah eksplorasi oil & gas hasil SP log ini dapat dijadikan indikasi kualitatif untuk menentukan mana reservoir, mana yang bukan reservoir. Penggunaan lain yang sifatnya kualitatif adalah menentukan shale baseline dan SSP (Static Spontaneous Potensial)
Apa itu SSP ?
SSP atau Static Spontaneous Potensial adalah nilai SP yang tertinggi atau terendah yang dihasilkan antara suatu lapisan permeabel dibawah sana (dalam lubang bor tentunya) dengan acuan yang nilainya kemudian statis, gak bisa naik lagi atau gak bisa turun lagi. Mentok. pada lapisan shale yang tebal biasanya SSP ini akan muncul sebagai nilai SP log yang gak bergeser signifikan (cenderung stabil) , Defleksi maksimum nilai SSP harus diukur dari formasi yang bersih dari shale (biasanya dari lapisan clean sand yang cukup tebal). Nilai SSP sendiri dirumuskan sebagai (Rider,2000) :
dimana (Rmf)e adalah ekuivalensi resistivitas mud filtrate yang nilainya sebanding dengan resistivitas mud filtrate dan (Rw)e adalah ekuivalensi resistivitas air formasi yang nilainya sebanding dengan resistivitas air formasi. K adalah nilai koefisien kompensasi dari pengaruh temperatur lubang bor (nilainya didapat dari BHT log).
Nantinya, setiap interpretasi nilai SP log akan mengacu pada shale baseline tersebut, bisa sebagai nilai tertinggi atau terendah. Defleksi SP log yang negatif akan menandakan bahwa fluida dari formasi lebih besar salinitas nya dibandingkan mud filtrate, sebaliknya.. jika terjadi defleksi positif pada nilai SP log ini artinya fluida dari formasi nilai salinitasnya lebih kecil dari mud filtrate. Lha, kalau tidak ada defleksi sama sekali berarti resistivitas air formasinya sama dengan resisitivitas mud filtrate.
Berikut adalah beberapa karakteristik SP log (Rider, 2000):
Gambar 3 : Karakteristik respon SP log pada beberapa kondisi
(Rider ,2000)
Selain SSP ada juga PSP, apaan lagi tuh PSP ?
PSP adalah Pseudostatic Spontaneous Potensial, PSP ini nilainya adalah pada defleksi positif yang paling tinggi dari formasi yang shaly . PSP ini nanti akan berguna dalam analisis petrofisika untuk menghitung volume shale dalam suatu reservoir.
Apa itu volume shale ? nanti akan dibahas di tulisan-tulisan berikutnya ya. hehe..
Penggunaan lain SP log selain untuk penentuan lapisan reservoir dan non reservoir (dari permeabilitas) adalah untuk identifikasi mineral, penentuan fasies dan korelasi geometri reservoir secara kualitatif.
Kok bisa identifikasi mineral segala ?
Iya, soalnya pada beberapa mineral yang reduktif maupun yang secara kimiawi sifatnya oksidatif yang pada kondisi bawah permukaan belum mencapai kesetimbangan elektrisitas (Hallenburg, 1978) yang biasanya mineral-mineral ini ada pada sandstone atau shale. atau pada batubara yang kadang memberikan nilai defleksi negatif yang kadangkala pun menunjukkan respon yang mirip shale. Namun untuk identifikasi mineral ini harus dikorelasikan dengan hasil logging lainnya.
Sementara untuk penentuan fasies saat ini SP log sudah mulai tergantikan oleh Gamma Ray Log. Sedangkan untuk korelasi geometri reservoir tentunya harus dikorelasi dengan nilai SP log di sumur lainnya.
Gambar 4 : Korelasi reservoir channel sand kompleks dengan SP Log
(Rider, 2000)
Referensi :
Rider, M., 2000, Geological Interpretation of Well Logs
Asquith & Krygowski., 2004, Basic Well Log Analysis 2nd Edition
0 komentar:
Posting Komentar