Kamis, 05 Januari 2012

Fisiografis Pulau Jawa

Pulau Jawa merupakan pulau yang memanjang dari barat ke timur. Wilayah Jawa sendiri dibagi menjadi 3 zona yaitu :
1.Bagian utara yang ditandai oleh rangkaian Baturagung Masif – Panggung Masif, dicirikan oleh relief yang kuat dan tersusun oleh batuan volkaniklastik.
2.Bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang tersusun oleh perselingan batugamping berlapis dan napal.
3.Dan bagian selatan yang sering disebut sebagai Kompleks Gunung Sewu, memiliki karakteristik bentang alam karst. Tersusun oleh batugamping berlapis dan batugamping terumbu.

Menurut Van Bemmelen (1949;1970) dalam Winardi (2009), fisiografi Pulau Jawa dan Madura dibagi menjadi 7 sebagai berikut :



Zona Pegunungan Selatan, yang merupakan pegunungan struktural yang memanjang barat-timur searah bentuk geometri pulau Jawa. Pegunungan Selatan ini dibagi menjadi Pengunungan Selatan Jawa Barat, Jawa tengah dan Jawa Timur. Wilayah sebarannya dari Pacitan sampai Parangtritis, membujur barat – timur. Di Yogyakarta bagian selatan, batas utara Gunung Sewu adalah Plato Wonosari, batas selatan adalah Pantai Samudera Hindia dan batas barat adalah dataran Bantul – Kulonprogo.

Secara morfologis, daerah Pegunungan Selatan merupakan pegunungan yang dibedakan menjadi 3 satuan murfologi utama, yaitu :
a. Satuan morfologi perbukitan berrelief sedang sampai curam.
Yaitu mulai dari daerah sekitar Imogiri di bagian barat hingga kawasan Pacitan – Slahung. Litologi yang terdapat disatuan morfologi ini adalah batupasir dan breksi volkanik serta batuan beku dari formasi Semilir, Nglanggran, atau Wuni dan Besole.
b. Satuan dataran tinggi.
Yaitu terdapat di daerah gading Wonosari, Playen hingga Semanu. Daerah ini memiliki topografi yang hampir datar dan pada umumnya ditempati oleh batugamping.
c. Satuan perbukitan kerucut.
Meliputi daerah di sebelah timur Parangtritis memanjang ke timur melewati daerah Baron. Daerah ini tersusun oleh batugamping, baik batugamping terumbu maupun batugamping lain.

Sumber terkait :
Geology of Indonesia, R.W. van Bemmelen (1949)

0 komentar:

Posting Komentar