Jumat, 14 Agustus 2009

Film "MERAH PUTIH" : Bangkitkan Nasionalisme di era globalisasi

Agustus, merupakan bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia. berbagai wujud cinta tanah air dan nasionalisme mulai ditunjukkan oleh berbagai kalangan. salah satunya adalah film "MERAH PUTIH". film garapan sutradara Yadi Sugandi ini berkisah tentang perjuangan tentara merah putih di awal kemerdekaan, tepatnya akhir 1940-an.
Film yang dibintangi Darius Sinathrya (Marius), Donny Alamsyah (Thomas), Zumi Zola (Soerono) dan Lukman Sardi (Amir) ini merupakan film trilogi perjuangan pertama yang ada di kancah perfilman Indonesia. Film yang dalam pembuatannya bekerjasama dengan beberapa sutradara dan produser dari Holywood ini mengisahkan tentang seorang pemuda Sulawesi yang merantau ke Pulau Jawa dengan tujuan untuk bergabung dengan Sekolah Tentara Rakyat dan kemudian menjadi seorang perwira. Dalam perjalanannya Thomas bertemu dengan berbagai macam hal yang sangat berbeda dengan daerah asalnya. Mulai dari bahasa, agama, ras, suku hingga tingkah laku yang merupakan ciri otentik bangsa Indonesia. Namun dengan semangay "Bhinneka Tunggal Ika" semua itu dapat teratasi, walaupun seringkali terjadi persaingan diantara mereka.
Dalam film yang berdurasi hampir 140 menit ini, Yadi Sugandi sangat menonjolkan bagaimana caranya mengatasi perbedaan dengan positif juga bagaiman keadaan bangsa kita saat baru merdeka.
Kisah yang berdasar dari sejarah otentik ini juga berkisah tentang dua pemuda yang berasal dari keluarga bangsawan yang turut pula bergabung dengan tentara merah-putih. juga tentang perjuangan seorang guru yang meneladani jiwa patriotisme muridnya yang tewas saat perang.
Alhasil film trilogi merdeka ini tampil dengan setting yang natural, dengan ciri khas bangsa Indonesia dan menjadi menu wajib para penikmat film di negeri ini khususnya bagi para pemuda yang kian hari kian luntur rasa nasionalismenya.

0 komentar:

Posting Komentar