Jumat, 07 Agustus 2009

Indonesia Menangis



Dalam kurun waktu seminggu ini, rakyat Indonesia harus merelakan kepergian dua tokoh seniman besar yang amat berjasa bagi Bangsa ini. Sangat memprihatinkan memang baru saja air mata kita mengalir karena kepergian sang seniman legendaris , Mbah Surip beberapa hari yang lalu. sekarang kita lagi-lagi harus merelakan kepulangan sang "Burung Merak" , WS Rendra .
Seniman dan Budayawan besar yang sangat berjasa mengharumkan nama bangsa di seantero dunia ini pergi menghadap Sang Khaliq pada kamis malam (6/8/09) kemarin setelah kegagalan dalam pengobatan penyakit Jantung koroner yang telah lama diderita beliau. Begitu juga dengan kepulangan Mbah Surip, majister Kimia dan ahli pertambangan ini berpulang ke haribaan Ilahi setelah mengalami serangan jantung karena beberapa hari sebelumnya beliau tampil di berbagai stasiun televisi swasta ,sehingga beliau menderita kelelahan.

Hasil karya sang maestro ini tentu saja tidak akan mudah hilang dari benak bangsa Indonesia, melalui tembang andalannya "Tak Gendong" , Mbah surip kontan menjadi pesohor dikalangan masyarakat pencinta seni Indonesia. lagu yang telah dikarangnya sejak ia masih menggeluti pekerjaannya sebagai seniman jalanan di Amerika dahulu itu menjadi idola baru semua kalangan. bahkan menurut lansiran beberapa media terkemuka di Indonesia, royalti dari lagu yang diciptakannya sejak 1993 itu penjualan RBT nya mencapai 2 Milyar rupiah. Dan pada suatu kesempatan , Mbah Surip mengatakan bahwa uang tersebut akan digunakannya untuk membeli kopi dan gula. memang , beliau merupakan sosok yang sederhana, unik dan sangat inspiratif. Mbah Surip memang seorang yang benar-benar mencirikan manusia Indonesia yang ramah dan penuh kesederhanaan.

begitu pula sosok Willy "WS" Rendra, maestro sastra ini sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seni sastra di negeri ini. Pria yang lahir 73 tahun silam itu telah banyak menyumbangkan pemikirannya melalui karya-karya puisi serta essay nya yang sangat menginspirasi masyarakan akan sulitnya menghadapi perubahan sosiologis dab tingkah polah serta pola hidup masyarakat kita yang kian hari semakin memprihatinkan. begitu juga sindiran-sindiran polotiknya yang memacu semangan kawula muda untuk memperjuang kan aspirasi rakyat. Rendra yang sempat mengutarakan cita-citanya pada perayaan Ulang Tahunnya yang ke-70 tiga tahun yang lalu ini menghembuskan nafas terakhirnya di RS Mitra Keluarga , Depok meninggalkan 11 anak dan seorang istri. beliau disemayamkan di kediamannya di Sawangan ,depok sebelum dimakamkan di TPU dekat Sanggarnya di Citayam, Bogor.

akhirnya, kita semua harus mengikhlaskan kepergian tokoh besar dan putra bangsa Indonesia itu dengan lapang dada, dan sudah seharusnya karya-karyanya kita kenang serta kita maknai dengan sebaik-baiknya.Selamat jalan Sang Maestro mari kita doakan Semoga arwahnya diterima disisi-Nya. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar